Pengalaman Mendaftar Sekolah Kedinasan
Di tahun 2019 ini saya lulus dari bangku SMA,
tidak terasa wajib belajar 12 tahun sudah saya tempuh. Rencananya setelah saya
lulus SMA saya ingin mencoba sekolah kedinasan atau sekolah ikatan dinas.
Sekolah ini banyak sekali peminatnya, contohnya STTD, POLTEKIM, STSN, STIN,
STIP, dan masih banyak lagi. Sekolah ini memiliki peminat yang sangat banyak
karena pendidikannya tidak dipungut biaya dan setelah lulus langsung bekerja di
lembaga yang bersangkutan.
Sekitar bulan April 2019
lalu merupakan awal pendaftaran seluruh sekolah ikatan dinas secara serentak,
dari awal saya sudah memutuskan untuk mendaftar sekolah ikatan dinas STIN atau
kepanjangannya Sekolah Tinggi Intelijen Negara di bawah naungan lembaga non
kementerian BIN atau Badan Intelijen Negara. Ya dari namanya saja sudah
terbayang akan seperti apa nantinya pekerjaannya, walaupun sekolah ikatan dinas
ini jarang terekspos tetapi peminatnya sangat banyak.
Tes awal dimulai dari
tanggal 9-30 April 2019 yaitu seleksi administrasi via online, semua berkas
yang diminta akan di scan dan di upload pada website resmi Dikdin. Untuk berkas
apa saja yang dibutuhkan bisa dicek langsung ke website resmi STIN. Setelah
semua data lengkap dan sudah terupload kita tinggal menunggu hasil pengumuman
seleksi administrasi yang nantinya akan diumumkan di website resmi.
Disini saya merasa
khawatir pada saat menunggu pengumuman seleksi administrasi, karena ketika saya
sudah melakukan save secara permanen dan sudah melakukan penguploadan data,
yang artinya data sudah final dan tidak dapat diubah saya baru menemukan
kesalahan yang cukup fatal. Saya salah mengupload swafoto, disini saya sudah
pasrah dan hanya berdoa semoga saya lolos di tahap administrasi ini.
Alhamdullilah pada saat
pengumuman seleksi administrasi saya lolos, disini saya sangat lega dan bersyukur
kepada Allah SWT.. Disini saya jadikan pelajaran bila melakukan suatu pekerjaan
harus dengan lebih teliti dan hati-hati. Setelah dinyatakan lulus seleksi
administrasi maka akan diberi informasi terkait seleksi berikutnya yaitu SKD
atau Seleksi Kompetensi Dasar yang diselenggarakan oleh BKN atau Bada
Kepegawaian Negara, yang mana tes ini merupakan tes wajib untuk menjadi
PNS/ASN. Saya pada saat itu cukup siap menghadapi tes ini, saya tes di bulan Mei
pada saat bulan Ramadhan dan dilaksanakan di kantor pusat BKN di Jakarta Timur.
Tes ini meliputi 3 materi
yaitu TIU meliput pengetahuan umum, matematika dasar, dll dengan bobot nilai
minimal 80; TWK meliput pancasila, wawasan kebangsaan, dll dengan bobot nilai
minimal 75; TKP meliput karakteristik pribadi dengan bobot nilai 143.
Alhamdulillah di tahap ini saya diberi kelulusan. Disitu saya sangat bersyukur
karena setengahnya dari peserta pendaftar STIN gugur di tahap ini. Saya lupa
berapa skor saya, yang saya ingat adalah nilai TKP saya pas diangka minimal
yaitu 143. TKP ini terlihat mudah tetapi sangat mematikan pendaftar.
Untuk ingin tahu lebih
dalam tentang model soal SKD ini bisa di googling di internet. Kuncinya adalah
siapkan mental agar jangan tgang ketika mengerjakan ujian. Persiapkan dari jauh
hari, perbanyak latihan soal SKD. Untuk buku latihan SKD banyak dijual di toko
buku. Setelah dinyatakan lulus di website resmi Dikdin maka untuk mengetahui
informasi seleksi selanjutnya saya harus login ke website resmi STIN. Seleksi
berikutnya adalah tes Psikologi. Tes ini dilaksanakan di bulan Juni setelah
hari raya Idul Fitri sekitar H+7 saya lupa tanggal pelaksanaannya. Bertempat di
SMA Angkasa di Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta. Tes ini sangat menguras
fikiran karena kita dihadapkan dengan banyak soal. Pelaksanaannya dari pagi
hingga sore non stop. Model soalnya seperti tes IQ pada umumnya, kemudian ada
tes koran, ada yang menggambar orang sedang beraktivitas dan masih banyak lagi
model soal. Kuncinya disini adalah kerjakan semampu kita dan tetap tenang,
maksimalkan waktu yang ada.
Setelah pelaksanaan
selesai kita disuruh kembali ke rumah dan datang kembali ke tempat tes pada 2
hari mendatang untuk pengumuman. Alhamdulillah di tahap ini saya lolos dan maju
ke tahap berikutnya, ketika menunggu hasil pengumuman saya merasa sangat
deg-degan tetapi saya tetap berusaha tenang. Dan saya pun lolos di tahap ini,
tetapi banyak juga yang tidak lolos sehingga peserta hanya tersisa sekitar
250an orang dari 1700.
Yang lolos di tahap
Psikologi langsung diarahkan mengerjakan soal MI atau Mental Ideologi untuk
bahan Tes MI wawancara. Disini tidak ada jawaban benar atau salah, tetapi usahakan
pro kepada pemerintah, toleransi antar agama, dan nasionalisme. Disini tidak
menyingkirkan peserta tetapi yang akan meyingkirkan peserta adalah ketika tes
MI wawancara.
Setelah selesai
mengerjakan soal diberi informasi dan arahan tentang seleksi tahap selanjutnya
yaitu pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan di RS. Polri Dr. Soekanto Jakarta
Timur. Di tes ini yang perlu diperhatikan sebelum dilakukan tes adalah istirahat
yang cukup dan jangan mengonsumsi obat apapun dan di pagi harinya tidak sarapan
terlebih dahulu kecuali minum air mineral sebelum diambil darah dan urine. Tes
pemeriksaan kesehatan ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu tes kesehatan fisik dan
kesehatan jiwa. Untuk tes pemeriksaan fisik sendiri banyak yang diperiksa,
mulai dari kepala hingga kaki diperiksa secara detail. Tesnya meliputi Mata,
THT, Radiologi, USG, Postur tubuh, Pengambilan darah, Tes Urine, Varises,
Varikokel. Mungkin ada tes yang saya lupa sebutkan.
Ada bagian pemeriksaan dimana
kita benar-benar bugil tanpa pakaian, tes ini untuk mengetahui varikokel dan
varises. Ya memang harus memiliki cukup mental untuk tahap ini pasalnya di
dalam ruangan itu ada teman sekelompok kita dan para dokter, ya harus cukup
kuat menahan malu juga.
Masuk ke tes berikutnya yaitu tes kesehatan jiwa, didalam
tes ini terdapat tes tulis dan wawancara, untuk tes tulis kita cukup memilih
jawaban ya atau tidak dari pernyataan soalnya, soalnya sebanyak 500 soal lebih
kalau tidak salah. Kuncinya adalah jawablah soal dengan keyakianan anda sendiri
mana yang menurut anda benar. Kemudian setelah selesai mengerjakan ujian tulis
saya menunggu giliran untuk tes wawancara bersama dokter ahli psikologi. Yang
menjadi bahan wawancara adalah hanya tentang diri kita, keluarga, bagaimana
kita menghadapi masalah, dan apa motivasi kita ingin masuk STIN. Kuncinya ya
jawab setiap pertanyaan dengan singkat, jelas, tidak terbata-bata dan tenang.
Setelah seluruh rangkaian tes kesehatan selesai, 3 hari
kemudian saya dan seluruh peserta seleksi datang ke SMA Angkasa Lanud Halim
Perdana Kusuma untuk pengumuman hasil tes kesehatan kemarin. Jika tahap ini lolos
tersisa 3 tahap lagi yaitu Kesemaptaan Jasmani, MI wawancara, dan Pantukhir. Ya
bisa di bilang tes kesehatan ini sudah setengah perjalanan menuju kesuksesan
lolos masuk STIN. Namun Allah SWT. berkehendak lain, saya gugur di tahap
kesehatan ini, ya saya sangat yakin dengan kesehatan saya namun hasilnya saya
gugur. Panitia menyampaikan bahwa jika ingin tahu kurangnya kesehatan kita ada
di bagian mana bisa datang kembali ke RS. Polri, namun yasudahlah saya berusaha
menerima dengan lapang dada walaupun sedih sekali.
Orangtua saya pun merasakan hal yang sama dengan saya,
namun mereka tetap memberi support kepada saya. Mungkin saya harus lebih banyak
berusaha lagi dan berdoa, Insyaallah tahun depan saya akan coba mendaftar
kembali, SEMANGAT !!!. Doakan saya bisa lolos... Semoga tulisan ini bermanfaat
walau sedikit, ini hanya murni berbagi pengalaman, mohon maaf apabila ada
kesalahan.
~SEKIAN~
Komentar
Posting Komentar